APPENDIKS KRONIK

Ini cerita fina. Cerita celotehan gag penting fina. Cerita khayal fina. Cerita aneh fina {Goresanpenafina}

Tepat tanggal 11 juli 2011 gue masuk meja operasi. Dimana itu utnuk pertama kalinya
 dioperasi. Ya appendiks kornik yang selama kurang lebih 5 tahun gue derita.  Mungkin sebelumnya gue akan jelasin apa itu appendiks kronik dan bagaimana bisa sampai lima tahun hingga baru sekarang harus dioperasi.
                                                                        *****

Appendiks atau nama terkenalnya usus buntu. Usus buntu, sesuai dengan namanya bahwa ini merupakan benar-benar saluran usus yang ujungnya buntu. Usus ini besarnya kira-kira sejari kelingking, terhubung pada usus besar yang letaknya berada di perut bagian kanan bawah.

Usus buntu dalam bahasa latin disebut sebagai Appendix vermiformis, Organ ini ditemukan pada manusia, mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Pada awalnya Organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak mempunyai fungsi, tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.


Seperti organ-organ tubuh yang lain, appendiks atau usus buntu ini dapat mengalami kerusakan ataupun ganguan serangan penyakit. Hal ini yang sering kali kita kenal dengan nama Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis).
·  Penyebab Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)
Penyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Di antaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks oleh timbunan tinja/feces yang keras (fekalit), hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur.

Diantara beberapa faktor diatas, maka yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyabab adalah faktor penyumbatan oleh tinja/feces dan hyperplasia jaringan limfoid. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk berkembang biak. Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu.

Makan cabai bersama bijinya atau jambu klutuk beserta bijinya sering kali tak tercerna dalam tinja dan menyelinap kesaluran appendiks sebagai benda asin, Begitu pula terjadinya pengerasan tinja/feces (konstipasi) dalam waktu lama sangat mungkin ada bagiannya yang terselip masuk kesaluran appendiks yang pada akhirnya menjadi media kuman/bakteri bersarang dan berkembang biak sebagai infeksi yang menimbulkan peradangan usus buntu tersebut.

Seseorang yang mengalami penyakit cacing (cacingan), apabila cacing yang beternak didalam usus besar lalu tersasar memasuki usus buntu maka dapat menimbulkan penyakit radang usus buntu.

Tapi intinya kata dr.Denisson Sp.B mengatakan ususbuntu itu juga sulit ditebak sebabnya, terkadang ada orang yang tidak pernah makan cabai pun juga terkena usus buntu. Terkadang orang yang suka makan biji jambu klutuk pun tidak mengalami penyumbatan usus buntu. Aneh kan? Ya itu namanya takdir. *hahaha

·  Gambaran Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)
Peradangan atau pembengkakaan yang terjadi pada usus buntu menyebabkan aliran cairan limfe dan darah tidak sempurna pada usus buntu (appendiks) akibat adanya tekanan, akhirnya usus buntu mengalami kerusakan dan terjadi pembusukan (gangren) karena sudah tak mendapatkan makanan lagi.

 
Pembusukan usus buntu ini menghasilkan cairan bernanah, apabila tidak segera ditangani maka akibatnya usus buntu akan pecah (perforasi/robek) dan nanah tersebut yang berisi bakteri menyebar ke rongga perut. Dampaknya adalah infeksi yang semakin meluas, yaitu infeksi dinding rongga perut (Peritonitis).
·  Tanda dan Gejala Penyakit Radang Usus Buntu
Gejala usus buntu bervariasi tergantung stadiumnya;
  1. Penyakit Radang Usus Buntu akut (mendadak).
    Pada kondisi ini gejala yang ditimbulkan tubuh akan panas tinggi, mual-muntah, nyeri perut kanan bawah, buat berjalan jadi sakit sehingga agak terbongkok, namun tidak semua orang akan menunjukkan gejala seperti ini, bisa juga hanya bersifat meriang, atau mual-muntah saja.

  1. Penyakit Radang Usus Buntu kronik.
    Pada stadium ini gejala yang timbul sedikit mirip dengan sakit maag dimana terjadi nyeri samar (tumpul) di daerah sekitar pusar dan terkadang demam yang hilang timbul. Seringkali disertai dengan rasa mual, bahkan kadang muntah, kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan bawah dengan tanda-tanda yang khas pada apendisitis akut yaitu nyeri pd titik Mc Burney (istilah kesehatannya).
Penyebaran rasa nyeri akan bergantung pada arah posisi/letak usus buntu itu sendiri terhadap usus besar, Apabila ujung usus buntu menyentuh saluran kencing ureter, nyerinya akan sama dengan sensasi nyeri kolik saluran kemih, dan mungkin ada gangguan berkemih.
                                                                        ******
Nah guys, kita flashback lima tahun kebelakang. Awalnya bukan usus buntu, kalau gag salah dibilang komplikasi usus lah, infeksi usus lah, radang usus lah, types lah, maag akut, infeksi saluran kemih, dan types. Dengan tanda-tanda demam naik turun dan rasa nyeri sekitar perut. Dan ternyata ternyata selama lima tahun itu akhir ini lah baru tau bahwa gue appendik kronik yang gejalanya seperti gue jelaskan diawal tadi.
Ya appendiks kronik, ketika berobat di RS.PMI Bogor  dengan dr.Adi Sp.Pd mengatakan ini adalah appendik kornik dan benar hasil pemeriksaan dari RS.Rawamangun Jaktim yang kemarin anda lakukan, tapi untuk lebih jelas harus pemeriksaan Appendicogrm.
Gue bertanya “ trus dok, kalau emang terbukti appendiks kronik dari hasil tes appendicogram ini gimana ?”
“Ya, harus segera di operasi “
“Kalau engga di operasi gimana dok ? atau di tunda untuk beberapa bulan lagi dok, nunggu saya libur kuliah dulu”
“wah tidak bisa gitu, takutnya umbai cacingnya keburu infeksi dan pecah”
“trus kalau pecah dan infeksi gimana dok “
“ya, KOID (Innalilahi )”
                                                                        *********
·  Pemeriksaan diagnosa Penyakit Radang Usus Buntu
Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh Tim Kesehatan untuk menentukan dan mendiagnosa adanya penyakit radang usus buntu (Appendicitis) oleh Pasiennya. Diantaranya adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiology ;
  1. Pemeriksaan fisik.
    Pada appendicitis akut, dengan pengamatan akan tampak adanya pembengkakan (swelling) rongga perut dimana dinding perut tampak mengencang (distensi). Pada perabaan (palpasi) didaerah perut kanan bawah, seringkali bila ditekan akan terasa nyeri dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri (Blumberg sign) yang mana merupakan kunci dari diagnosis apendisitis akut.

    Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat / tungkai di angkat tinggi-tinggi, maka rasa nyeri di perut semakin parah. Kecurigaan adanya peradangan usus buntu semakin bertambah bila pemeriksaan dubur dan atau vagina menimbulkan rasa nyeri juga. Suhu dubur (rectal) yang lebih tinggi dari suhu ketiak (axilla), lebih menunjang lagi adanya radang usus buntu.

  1. Pemeriksaan Laboratorium.
    Pada pemeriksaan laboratorium darah, yang dapat ditemukan adalah kenaikan dari sel darah putih (leukosit) hingga sekitar 10.000 – 18.000/mm3. Jika terjadi peningkatan yang lebih dari itu, maka kemungkinan apendiks sudah mengalami perforasi (pecah).

  1. Pemeriksaan radiologi.
    foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit. Namun pemeriksaan ini jarang membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis. Ultrasonografi (USG) cukup membantu dalam penegakkan diagnosis apendisitis (71 – 97 %), terutama untuk wanita hamil dan anak-anak. Tingkat keakuratan yang paling tinggi adalah dengan pemeriksaan CT scan (93 – 98 %). Dengan CT scan dapat terlihat jelas gambaran apendiks.

·  Penanganan dan Perawatan Penyakit Radang Usus Buntu
Bila diagnosis sudah pasti, maka penatalaksanaan standar untuk penyakit radang usus buntu (appendicitis) adalah operasi. Pada kondisi dini apabila sudah dapat langsung terdiagnosa kemungkinan pemberian obat antibiotika dapat saja dilakukan, namun demikian tingkat kekambuhannya mencapai 35%.

Pembedahan dapat dilakukan secara terbuka atau semi-tertutup (laparoskopi). Setelah dilakukan pembedahan, harus diberikan antibiotika selama 7 – 10 hari. Selanjutnya adalah perawatan luka operasi yang harus terhindar dari kemungkinan infeksi sekunder dari alat yang terkontaminasi dll.
                                                                                *****
Ketika di ruang operasi gue sempat berbincang terlebih dahulu dengan dokter-dokter  (dokter ahli bius, dokter spesilis dalam) disana dan asisten serta perawatnya seraya menunggu dokter spesialis bedahnya datang.
“kamu mau dibius total atau engga “
“maksudnya gimana pak dokter, gue lugu banget nih”
“ya kalau bius total itu disuntik hingga tidur dan tidak terasa rasa sakitnya”
“ooh, gitu ya mana bagus aja deh dok , gue ngikut aja”
“bius setengah ajah gimana ? jadi kamu ga usah tidur biar kamu ngelihat gimana cara di operasi. Kan kata kakak mu kamu mahasiswi kedokteran ya”
“wahh, jadi gue ngelihat tubuh gue dioperasi sendiri ? gitu ? esktream ya dok”
“ya untuk tambah-tambah ilmu kamu gimana cara operasi”
“ya dok, gue kan bukan kedokteran manusia”
“jadi apa dong”
“gue kuliah di FK IPB ------à Fakultas Kehutanan.  Dengan jurusan dokter hutan ----à Silvikultur”
“ooh, jadi kamu dokter hutan toh ?”
“benar sekali dok”
“koq mau sih cantik cantik mainan nya di hutan bareng orang utan gitu”
“ya , karena hutan dunia banyak yang belum terealisasikan “
“ohh gitu, jadi kamu mengobati hutan hutan yang sakit gitu”
“ya mungkin saja begitu dok, btw ini saya kapan di operasinya”
“bentar lagi ya, tapi sekarang kita bius dulu di tulang punggung kamu ya dokter hutan”

Sejak  bius dilayangakan, operasi pun berjalan.............
                                                                          *****





Guys, jika usus mu terasa berbeda kerja nya. Coba segera periksa ya .. dan satu hal lagi, Cintai usus mu dengan jaga makan-makanan yang sekiranya usus mu menerima untuk dicerna ya. Karena apa ? karena jika udah terjangkit usus buntu, sakitnya minta ampun deh.




LOVE YOUR INTESTINE

Komentar

  1. Sis numpang nanya
    Gw jg kata dokter kena ususbuntu kronis
    Tp bln pgn oprasi skrg sihh,eh dlu u oprasinya laparoskopi ato bedah biasa?
    Rasa sakitn stelah oprasinya kaya apa?parah banget ya sakitnya?klo ad bb add gw ya pin:23C1AE44 ato ym jack_2strokefans@yahoo.com
    Biar bs nanya nanya,,thx before

    BalasHapus
  2. Holla numpang nanya yoo
    Dlu oprasi pake laparoskopi ato bedah biasa?
    Rasanya stelah di oprasi sakitnya kaya apa?
    Parah banget ya sakitnya?gw ngeri jg nih klo nanti hrs oprasi,klo ad bb add ya pin:23C1AE44 supaya bs nanya nanya,,itu klo berkenan,
    Klo nda ad ym jg blh,jack_2strokefans@yahoo.com
    Thx yoo

    BalasHapus

Posting Komentar

Hai, asslamualaikum :)
Gimana bacaanya ? :)
Yuk tinggalkan komentarnya setelah membaca ya dengan baik :)
Dan Jadi orang baik dan sopan iu gratis lho :)

Postingan Populer